Profesi akuntan yang selama ini mendapat kepercayaan publik untuk
melindungi kepentingannya justru dianggap telah mengkhianati janjinya, yang
mengawali kehadiran profesi ini di tengah publik. Publik melihat bahwa hal ini
bukan merupakan business failures melainkan audit failures, yaitu
terjadinya kegagalan auditor dalam melaksanakan audit. Artinya audit yang
dilakukan tidak sesuai dengan standard audit yang telah ditetapkan.
Dengan demikian salah satu contoh skandal yang berasal dari Amerika Serikat
adalah Waste Management Inc.Perusahaan yang bergerak dalam industri pembuangan
limbah dan perusahaan jasa lingkungan. Perusahaan tersebut melakukan rekayasa
laporan keuangan dalam hitungan miliaran dollar.
Waste management, Inc (WMI) didirikan oleh dua sepupu Dean Buntrock dan
Wayne Huizenga pada tahun 1968, perusahaan yang bermarkas di City Tower Pertama
di Houston, Texas. Perusahaan bergerak dalam industri pembuangan limbah dan perusahaan
jasa lingkungan di AS. Waste menjadi perusahaan manajemen limbah terbesar di
AS. Namun, Wayne Huizenga meninggalkan WMI pada tahun 1984 untuk mendirikan
kerajaan blockbuster.
Bisnis inti dari Waste Management untuk manajemen sampah di Amerika Utara
terdiri dari proses-proses penting sebagai berikut, yaitu mengumpulkan
(collection), memindahkan (transfer) & membuang (disposal).
Dalam pemilikan Buntrock sebagai CEO, perusahaan tersebut ‘go public’ pada
tahun 1971, dan kemudian berkembang selama tahun 1970an dan 1980an melalui
beberapa tambahan atau akusisi dari perusahaan angkutan sampah lokal dan
pengurus-pengurus landfill. Bahkan pada suatu saat perusahaan mampu melakukan
hampir dari 200 akusisi selama setahun. Dari 1971 sampai dengan 1991, perusahaan
menikmati rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 36% per tahun dan
pertumbuhan laba bersih sebesar 36% per tahun.
URUTAN KASUSNYA
·
Pada 1991, Waste
Management menjadi bisnis pembersih sampah terbesar di dunia, dengan pendapatan
lebih dari $7.5 milyar. Meskipun terjadi resesi, Buntrock dan eksekutif lainnya
di Waste Management menetapkan tujuan/sasaran pertumbuhan yang agresif.
·
Pada tahun 1993,
auditor mendokumentasikan salah saji lain sebesar $128 juta yang akan
mengurangi pendapatan dari operasi yang dilanjutkan sebesar 12 persen. Meskipun
demikian, Andersen menyimpulkan bahwa salah saji tersebut tidak material untuk
mengharuskan pengungkapan.
·
Pada tahun 1997
ketika CEO baru perusahaan, Ronald T. Lemay,berhenti setelah tiga bulan menjabat.
·
SEC mulai
memeriksa buku WMI pada bulan November 1997, ketika perusahaan mengumumkan
bahwa perubahan dalam metode akuntansi akan berakibat pada hilangnya $1.2
milyar dan mengurangi laba ditahan yang dilaporkan sebesar $1 miliar yang tercatat
selama lima tahun sebelumnya.
·
Pada tahun 1998,
WMI menyajikan kembali laporan keuangan perode 1992-1997
·
Dalam penyajian
kembali, melalui tiga kuartal pertama, perusahaan mengakui secara material
telah menggelembungkan laba sebelum pajak sekitar $1.7 milyar dan mengecilkan
elemen tertentu dari beban pajaknya sebesar $190juta. WMI mengakui bahwa secara
keseluruhan perusahaan telah menggelembungkan laba bersih setelah pajak sebesar
lebih dari $1 miliar.
·
SEC menuduh Dean
Buntrock, pendiri perusahaan, dan 5 pejabat top lainnya melakukan penipuan ini.
Tuduhan tersebut menduga bahwa manajemen telah berulang kali merubah penilaian
biaya depresiasi untuk mengurangi jumlah biaya dan telah melakukan praktik
akuntansi yang tidak layak berhubungan dengan kebijakan-kebijakan kapitalisasi,
juga merencanakan pengurangan biaya-biaya.
·
SEC juga menuduh
Arthur Andersen, sebagai auditor Waste Management, yang diduga keras mengetahui
atau secara sembarangan mengeluarkan laporan audit yang secara material salah
dan menyesatkan untuk periode 1993 sampai dengan 1996.
·
WMI secara
curang memanipulasi hasil keuangan perusahaan untuk memenuhi target laba yang
telah ditentukan dengan secara tidak tepat menghilangkan dan menunda beban periode
berjalan untuk melakukan banyak praktik akuntansi yang tidak benar untuk
mencapai tujuan ini. Mereka melakukan banyak praktik akuntansi yang tidak benar
untuk mencapai tujuan mereka. Diantaranya adalah:
a) Menghindari beban penyusutan truk sampah
mereka dengan menetapkan nilai sisa yang tidak mendukung dan meningkat sisanya,
serta memperpanjang masa manfaat.
b) Menetapkan nilai sisa dengan
sewenang-wenang pada aset lain yang sebelumnya tidak memiliki nilai sisa.
c) Gagal untuk mencatat beban penurunan nilai
dari tempat pembungan sampah karena mereka telah dipenuhi dengan sampah.
d)
Menolak untuk mencatat beban yang diperlukan untuk menghapus biaya akibat
ketidaksuksesan dan pengabaian proyek pengembangan tempat pembungan sampahnya.
e) Membentuk
cadangan lingkungan yang meningkat sehubungan dengan akuisisi sehingga
kelebihan cadangan dapat digunakan untuk menghindari pencatatan beban usaha
yang tidak terkait.
f)
Mengkapitalisasi berbagai biaya secara tidak benar.
ANALISIS DAN TANGGAPAN KASUS: Peran akuntansi yang transparan, independensi, dan
pengawasan terhadap manajemen puncak dan para auditor internal maupun eksternal
menjadi modal utama akan keberlangsungan going concern perusahaan. Jika peran
tersebut telah ditunaikan dengan baik maka masalah akan dapat terpecahkan. Kecurangan
Akuntansi akan selalu menyertai kita selama ada pengusaha yang tidak bermoral
dan tidak jujur atau tidak kompeten dalam mengemban tugasnya. Lingkungan pengendalian
dari manajemen puncak menjadi pengendali utama agar terhindar dari fraud. Sebaiknya
penerapan pengendalian diterapkan lebih intensif dan pengawasan terus dilakukan
oleh berbagai pihak yang berwenang demi kelancaran perusahaan.