Sunday 28 October 2012

Teori Manajemen Klasik (1900 – 1940)



Henry Fay

Tokoh-tokoh pelopornya adalah Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follet, Herberd Simon, Chester I. Banard dan juga Max Weber. Manajemen klasik timbul dari kebutuhan akan pedoman untuk mengelola organisasi yang kompleks, misalnya sebuah pabrik.  Manajemen itu tidak dilahirkan, tetapi dapat diajarkan, asalkan prinsip-prinsip mendasari dan teori umum manajemen dapat diterapkan.  Menurut Fayol (Robbins dan Coulter, 1999), manajemen adalah sebuah kegiatan umum dari semua usaha manusia dalam bisnis, pemerintahan, dan rumah tangga.  Ia mengungkapkan ada 14 prinsip manajemen yang merupakan kebenaran universal yang merupakan prinsip umum manajemen, yaitu :


  1. Pembagian kerja (Division of Labor), yaitu semakin mengkhusus manusia dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban berjalan.
  2. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang formal. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat memaksa kepatuhan orang lain.
  3. Disiplin (Discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang ada, seperti penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
  4. Kesatuan komando (Unity of Command), yang berarti setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi
  5. Kesatuan pengarahan (Unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sama yang harus dipimpin oleh seorang manajer dengan satu rencana kerja.
  6. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan umum (Subordination of Individual interest to general interes), yaitu kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai satu keseluruhan
  7. Renumerasi Personil (Renumeration of Personnel), dalam arti imbalan yang adil bagi karyawan dan pengusaha.
  8. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.
  9. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada bagan organisasi.
  10. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada  tempat dan waktu yang tepat.
  11. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajern terhadap bawahannya.
  12. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak banyak pergantian karyawan yang keluar masuk organisasi.
  13. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-kesalahan.
  14. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak.

Fayol juga membagi perusahaan dalam 5 bidang kegiatannya, yaitu teknis (produksi), komersial (pemasaran), keamanan, akuntansi, dan manajerial.

Para ahli teori manajemen klasik dibatasi oleh pengetahuan pada zamannya, namun banyak dari teori klasik itu tetap bertahan sampai sekarang.  Manajemen klasik masih diterima sampai sekarang, karena membuat pemisahan kerja.

Tokoh teori manajemen klasik berikutnya yakni Max Weber. Weber memandang dunia, khususnya masyarakat, secara sekular dan rasional. Di dalam membangun dan mengoperasikan suatu lembaga manusia yang terlibat di dalamnya, cenderung mendasarkan tindakannya pada pengetahuan, pengambilan keputusan rasional. Dia memandang birokrasi yang ada di organisasi merupakan alat yang sangat efisien dalam mengoperasikan organisasi-organisasi yang berskala besar, baik swasta maupun milik pemerintah.


Kelebihan Manajemen Klasik :

Manajemen klasik mebuat pemisahan bidang-bidang utama praktek para manajer, sehingga sampai sekarang masih dapat diterima oleh para manajer praktisi (praktek).

Kekurangan Manajemen Klasik :

Dalam organisasi modern yang kompleks seperti sekarang, manajemen klasik dianggap terlalu umum.  Di manajemen modern, terkadang garis wewenang agak kabur. 



ANALISIS PENULIS

Dari pembahasan singkat mengenai teori-teori manajemen diatas, penulis sendiri lebih memilih teori manajemen klasik dalam penerapan pekerjaan sehari-hari.Salah satu keuntungan dari manajemen klasik adalah hirarki organisasi yang jelas dengan tiga tingkat manajemen yang berbeda. Setiap kelompok manajemen memiliki tujuan sendiri dan bertanggung jawab.

Lalu dengan adanya divisi pembagian proyek-proyek kerja dapat dipecah menjadi tugas yang lebih kecil yang mudah untuk diselesaikan. Tanggung jawab akan karyawan dan tujuan yang jelas. Pendekatan ini memungkinkan para pekerja untuk mempersempit bidang keahlian lain mereka dan lebih mengkhususkan diri di satu bidang diposisi dia ditempatkan.
Menurut teori manajemen klasik,karyawan juga dapat dimotivasi dengan uang,dengan kata lain, mereka akan bekerja lebih keras dan menjadi lebih produktif jika mereka memiliki insentif untuk kedepannya. Ini dapat memberikan kontrol manajemen yang lebih mudah atas tenaga kerja. Karyawan merasa dihargai ketika sedang dihargai untuk kerja kerasnya. Seorang pemilik usaha kecil dapat mengambil pendekatan ini untuk memotivasi para karyawan untuk mencapai tujuan produksi yang maksimal sehingga akan tercapai tujuannya.

Alhasil dengan pemikiran seperti itu teori manajemen klasik dapat bertahan hingga sekarang dan menjadi pedoman dasar bagi perusahaan dalam menjalankan manajerialnya  dan juga bagi para pengembang teori manajemen lainnya.

2 comments:

  1. sama-sama bro salaing berbagi ilmu dan belajar :)
    salam kenal jg :)..thx ud singgah ke sini

    ReplyDelete
  2. terima kasi atas tulisan sangat membantu tugas kuliah saya Wassalam

    ReplyDelete